Faktanya, dalam kawasan hutan tersebut
terdapat sungai, yang selama ini menjadi salah sebuah tumpuan hidup sebagian
besar masyarakat.
Hal tersebut juga menjadi ancaman
serius bagi kelestarian sumber daya air di Kalsel.
Baca Juga:
Tim Pakar ULM Kaji Banjir Kalsel
Bahkan,
diperkirakan ratusan kilometer sungai sudah berubah menjadi areal pertambangan.
Tidak hanya sumber air. Pertambangan
juga telah mengancam kawasan pegunungan Meratus.
Kini, tambang telah menguasai 33
persen luas Kalimantan Selatan dan 17 persen lainnya dikuasai izin perkebunan.
Baca Juga:
Banjir Kalsel: PLN Sukses Nyalakan 99,9% Gardu
Hal itu diperburuk dengan data
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) melalui citra setelit.
Mereka melaporkan penemuan sebanyak
814 lubang di Kalimantan Selatan milik 157 perusahaan tambang batu bara.
Sebagian lubang berstatus tambang
aktif, dan sebagian lagi telah ditinggalkan tanpa reklamasi.