Menurutnya, perhatian perlu diberikan
pada daerah hulu DAS Barito, karena 94.5 persen dari total wilayah Hulu DAS
Barito berada dalam kawasan hutan.
"Menggunakan data tahun 2019,
sebesar 83,3 persen hulu DAS Barito bertutupan hutan alam dan sisanya 1,3
persen adalah hutan tanaman. Dalam hal ini hulu DAS Barito masih terjaga baik,"
ujar politikus Partai NasDem ini.
Baca Juga:
Tim Pakar ULM Kaji Banjir Kalsel
Perempuan berusia 64 tahun itu juga
menjelaskan, bagian dari DAS Barito yang berada di wilayah Kalsel hanya
mencakup 40 persen kawasan hutan dan 60 persen lagi adalah Areal Penggunaan
Lain (APL) atau bukan kawasan hutan.
Sementara itu, lanjut dia, kondisi DAS
Barito di wilayah Kalsel tidak sama dengan DAS Barito Kalimantan secara
keseluruhan.
Sebab, DAS Barito di Kalsel berada di
lahan untuk masyarakat atau APL, yang didominasi oleh pertanian lahan kering
dan sawah serta kebun.
Baca Juga:
Banjir Kalsel: PLN Sukses Nyalakan 99,9% Gardu
"Kejadian banjir pada DAS Barito
di wilayah Kalsel tepatnya berada pada Daerah Tampung Air (DTA) Riam Kiwa, DTA
Kurau, dan DTA Barabai karena curah hujan ekstrem, dan sangat mungkin terjadi
dengan recurrent periode 50-100 tahun," kata alumni IPB Bogor tersebut.
Siti pun menjelaskan lebih rinci,
penyebab utama banjir di Kalsel akibat intensitas hujan yang sangat tinggi
selama lima hari berturut-turut, yakni 9-13 Januari 2021.
Dalam kurun waktu tersebut, kata dia,
intensitas hujan sembilan kali lipat dari biasanya.