Yudo
mengatakan, dalam upaya mengungkap temuan tersebut, pihaknya juga mempersilakan
Pushidrosal bekerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait.
Di
samping itu, eks Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Kogabwilhan I)
ini mengungkapkan, bahwa seaglider
sejauh ini hanya dimiliki sejumlah negara. Antara lain, China, Amerika Serikat,
Perancis, Kanada, hingga Jepang.
Baca Juga:
Kemhan Tegaskan TNI Tengah Rancang Rencana Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza
Akan
tetapi, pihaknya hingga kini masih belum bisa menyimpulkan siapa pemilik seaglider tersebut.
"Nanti
akan kita cek dulu, kita enggak berani menyampaikan ini milik siapa, karena
datanya enggak ada sama sekali," kata dia.
"Minimal
ada sedikit saja tulisan bisa kita sampaikan, karena tidak ada tulisan sama
sekali, karena dari awal saya sudah tanya, 'Apakah ada tulisan? enggak ada'.
Makanya nanti setelah kita bongkar ini ketahuan miliknya siapa," imbuh
Yudo.
Baca Juga:
Bangun Kopdes Merah Putih Agrinas-TNI Turun Tangan, Ini Alasan Menkop
Bukan untuk
Spionase
Kekhawatiran
publik atas temuan tersebut sedikit memudar setelah pihak TNI memastikan bahwa seaglider bukanlah untuk kegiatan
spionase atau mata-mata.