Memastikan pembangunan manusia semacam ini jadi kunci.
Birokrasi modern yang lincah dengan tata kelola pemerintahan yang terbuka dan berintegritas membutuhkan birokrat yang unggul, terdidik, dan berwawasan luas.
Baca Juga:
Mabes Polri Gelar Upacara Sumpah Pemuda, Indeks Pembangunan Pemuda Harus Ditingkatkan
Transformasi menuju ekonomi berbasis pengetahuan dan inovasi membutuhkan tak hanya ilmuwan atau usahawan yang mumpuni melakukan hilirisasi, tapi juga pelaku sektor publik dan penyelenggara negara yang fasih menggunakan bukti, ilmu, dan data untuk merumuskan kebijakan, menyusun program pembangunan, dan melaksanakannya.
Sayangnya, untuk mencapai itu semua, tak banyak waktu tersisa.
Karena itu, sudah saatnya pemerintah punya strategi kependudukan nasional yang tegas dan jelas.
Baca Juga:
Peringati Hari Sumpah Pemuda Ke-96, Danrem 182/JO Bacakan Amanat Menpora
Fokusnya adalah menyusun intervensi yang tepat untuk memastikan tiada bayi yang lahir tengkes, anak usia muda tumbuh sehat dan terdidik, anak muda usia produktif memang produktif, dan lansia tidak menjadi beban mereka.
Hanya itu cara menghindari jebakan demografi dan middle income trap --sekaligus membawa bangsa mewujudkan mimpi Indonesia 2045.
Tahun 1928, kaum muda dari berbagai penjuru Nusantara bersatu mencanangkan tekad yang menjadi landasan mewujudkan kemerdekaan.