Reputasi Global
Baca Juga:
Akun X Pelesetkan Logo NU Jadi 'Ulama Nambang' Warga Surabaya Lapor Polisi
Bahwa Islam Indonesia akan menjadi trendsetter, kiblat atau referensi, bagi peradaban Islam di belahan dunia yang lain, sudah menjadi asumsi umum yang sering kita dengar.
Bahwa Islam Indonesia telah melahirkan eksemplar keberagamaan yang distingtif, dan unik, juga sudah menjadi pengetahuan bersama yang sering kita repetisi.
Yang menjadi soal adalah bagaimana teknis dan detail operasionalnya sehingga asumsi dan pengetahuan tersebut benar-benar menjadi realitas yang menyejarah serta mendunia?
Baca Juga:
MUI Larang Salam Lintas Agama, Ini Tanggapan PBNU
Artinya, kita tidak perlu lagi berlama-lama berada dalam kubangan mitos dan glorifikasi diri tentang ”kehebatan” Islam Indonesia yang distingtif, moderat, toleran, dan rahmatan lil alamin.
Yang diperlukan adalah kerja nyata dalam rangka memformulasikan skema eksportasi moderasi beragama yang terencana, terukur, dan terstruktur sehingga bukan hanya Indonesia yang dapat merasakan ”berkah” moderasi beragama, tetapi negara-negara lain di dunia.
Dalam konteks ini, posisi KH Yahya C Staquf sebagai nakhoda baru NU bukanlah sebuah kebetulan belaka.