Reputasi Global
Baca Juga:
Wali Kota Bekasi Hadiri Halal Bihalal PCNU Bersama KH Ma’ruf Amin
Bahwa Islam Indonesia akan menjadi trendsetter, kiblat atau referensi, bagi peradaban Islam di belahan dunia yang lain, sudah menjadi asumsi umum yang sering kita dengar.
Bahwa Islam Indonesia telah melahirkan eksemplar keberagamaan yang distingtif, dan unik, juga sudah menjadi pengetahuan bersama yang sering kita repetisi.
Yang menjadi soal adalah bagaimana teknis dan detail operasionalnya sehingga asumsi dan pengetahuan tersebut benar-benar menjadi realitas yang menyejarah serta mendunia?
Baca Juga:
Demi GP Ansor, Addin Siap Kunjungi Kader di Daerah-daerah Tapi Ada Syaratnya
Artinya, kita tidak perlu lagi berlama-lama berada dalam kubangan mitos dan glorifikasi diri tentang ”kehebatan” Islam Indonesia yang distingtif, moderat, toleran, dan rahmatan lil alamin.
Yang diperlukan adalah kerja nyata dalam rangka memformulasikan skema eksportasi moderasi beragama yang terencana, terukur, dan terstruktur sehingga bukan hanya Indonesia yang dapat merasakan ”berkah” moderasi beragama, tetapi negara-negara lain di dunia.
Dalam konteks ini, posisi KH Yahya C Staquf sebagai nakhoda baru NU bukanlah sebuah kebetulan belaka.