Itu artinya, total jumlah perubahan suara antar partai dalam tiga pemilu terakhir makin sedikit.
Dengan kata lain, kompetisi antar partai menunjukkan gejala makin stabil.
Baca Juga:
Bawaslu Kulon Progo Gelar Penguatan Kapasitas Pengawas Pemilu Kecamatan untuk Pemilu 2024
Bila kompetisi makin stabil, sulit bagi partai baru masuk.
Angka VP di atas belum memperhitungkan ambang batas parlemen. Kalau dihitung juga, VP makin kecil.
Gejala stabilisasi ini konsisten dengan makin menurunnya total suara yang diperoleh partai baru dari pemilu ke pemilu.
Baca Juga:
Perludem Ungkap Politisasi Bansos Pada Pilkada Tak Semasif Pemilu 2024
Puncak daya tarik partai baru terjadi di Pemilu 2004.
Ketika itu total suara yang diperoleh partai baru 21,3 persen, hampir sama dengan perolehan suara pemenang pemilu, Golkar (21,6 persen).
Selanjutnya total perolehan suara partai baru terus turun: 17,3 persen (2009), 6,7 persen (2014), dan 7,2 persen (2019).