Namun sampai kiamat, moralitas personal membuat kita tidak dapat menemukan satu saja pemimpin yang bermoral. Siapa politisi yang bisa buktikan dirinya tidak pernah berbohong?
Sementara itu, moral politik dapat menjadi alasan untuk membilas cara yang dianggap menyimpang dalam kacamata moral personal.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Misalnya di beberapa daerah Pulau Jawa pada masa Orde Baru, anak keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak mengakui asal-usulnya agar diperbolehkan mengikuti pendidikan atau menjadi pegawai negeri.
Walaupun tahu siapa saja yang merupakan keturunan PKI di lingkungan sekitar, semua orang memilih diam saja untuk melindungi hak sesama anak bangsa.
Dalam kacamata moralitas personal, orang-orang tersebut sudah melakukan kebohongan berjamaah. Namun, kebohongan tersebut dapat dibilas oleh moralitas politik, yakni melindungi kemanusiaaan.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Di era demokrasi Indonesia, seorang presiden tidak bisa lepas dari hantaman dari segala arah.
Presiden adalah puncak dari segala kekecewaan terhadap aktor negara. Setiap keputusan tidak akan mungkin puaskan semua orang.
Salah satu peristiwa politik yang terbilang mengubah ekspresi dukungan terhadap Presiden Joko Widodo adalah pencalonan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto.