Padahal, indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham merupakan saham yang likuid dan memenuhi kriteria tertentu dan akan dievaluasi setiap enam bulan.
Indeks itu meliputi emiten dari aneka sektor, seperti sektor perbankan: Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN); sektor pertambangan: Adaro Energy (ADRO) dan Aneka Tambang (ANTM); sektor infrastruktur: Jasa Marga (JSMR) dan Wijaya Karya (WIKA); sektor otomotif: Astra Internasional (ASII); dan sektor kesehatan: Kalbe Farma (KLBF).
Baca Juga:
Apindo Ungkap Penyebab Tutupnya Banyak Pabrik dan PHK di Jawa Barat
Hasil evaluasi terbaru muncul dua anggota baru Barito Pacific (BRPT) dan Timah (TINS) masing-masing menggantikan Bank BTPN Syariah (BTPS) dan Ciputra Development (CTRA) efektif Agustus 2021 hingga Februari 2022.
Saham mereka akan menjadi intaian investor ritel.
Terutama saham TINS ketika industri mobil dan baterai listrik telah berjalan.
Baca Juga:
Sejarah UMKM Nasional, Roda Penggerak Perekonomian Indonesia
Ketiga, sesungguhnya investasi saham merupakan salah satu instrumen investasi jangka menengah hingga panjang.
Namun, lagi-lagi formula ini seolah diabaikan oleh investor individu.
Kemudian, apa yang mereka lakukan?