Di beberapa daerah, bahkan tersedia tambahan “bonus presiden” dari Vladimir Putin sebesar 400.000 rubel.
Fenomena ini memperlihatkan upaya masif Rusia mempertahankan jumlah pasukan di medan perang. Kommersant melaporkan bahwa setiap bulan, sekitar 25.000 hingga 30.000 tentara baru direkrut untuk menggantikan jumlah serupa yang gugur, luka, atau desersi.
Baca Juga:
Ingin Pulang ke Indonesia, Eks Marinir Satria Harus Ajukan Naturalisasi ke Presiden
Tahun lalu, Rusia mencatatkan rekor 490.000 tentara kontrak, dengan target ambisius Presiden Putin menaikkan total pasukan menjadi 1,5 juta orang pada akhir 2025.
Namun bagi Satria, keputusan itu kini menjadi penyesalan besar. Ia berharap pemerintah Indonesia membuka pintu maaf baginya, meski secara hukum, ia sudah kehilangan status kewarganegaraan.
Pengakuannya menjadi potret kecil dari dilema moral, sosial, dan ekonomi yang melatarbelakangi gelombang tentara bayaran asing yang bergabung ke medan tempur Rusia-Ukraina.
Baca Juga:
Ramai Satria Arta Gabung Militer Rusia, Segini Nilai Bayaran yang Diterima
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.