Andreas sempat membayangkan anak dan istrinya. Andreas pun sempat khawatir akan nasib keluarganya jika perbuatan mereka terungkap.
Namun lagi-lagi Kolonel Priyanto dengan dingin menyuruhnya diam dan tak cengeng.
Baca Juga:
TNI Pecat Kolonel Priyanto, Tunjangan Pensiun Bakal Hangus
Kolonel Priyanto berupaya meyakikan Andreas dengan mengaku pernah melakukan pemboman dan tak ketahuan sepanjang karier kedinasannya.
"Karena saya punya anak dan istri, kalau ada apa-apa nanti gimana keluarga saya. Nggak berani, syok. Saya sudah memohon. 'Kamu nggak usah cengeng saya sudah pernah mengebom tidak ketahuan'. 'Tentara nggak usah cengeng'. Mobil terus dibawa oleh terdakwa, tidak berhenti," tutur Andreas menirukan kata-kata Kolonel Priyanto.
Dia pun melihat Kolonel Priyanto membuka aplikasi Google Map untuk mencari sungai agar bisa membuang jasad Handi dan Salsa.
Baca Juga:
Ini Alasan Oditur Militer Tetapkan Kolonel Priyanto Menjadi Terdakwa Pembunuhan Berencana
Andreas pun mengaku mobil yang mereka tumpangi sempat tersesat ke kampung-kampung warga, padahal mereka mencari tempat yang sepi.
Sampai pada akhirnya Kolonel Priyanto menemukan lokasi jembatan yang dirasanya pas untuk membuang Handi dan Salsa.
Jembatan itu berada di atas aliran sungai.