"Kami memperlakukan dia sebagai teman, bukan musuh. Kami akan melindunginya, kami harus menjaga pilot itu seperti menggenggam telur," ujar Sebby kepada BBC News Indonesia pada Jumat (30/6).
Jaminan ini diberikan sebagai bukti keseriusan mereka dalam melakukan perundingan dengan pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru.
Baca Juga:
Brigjen Pol Faizal Ramadhani: Pembebasan Pilot Susi Air dengan Kesabaran dan Pendekatan Damai sebagai Kunci Utama
Sebby juga menyampaikan keinginan kelompok mereka untuk berunding dengan pihak yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo.
"Kami memiliki tim fasilitator dan negosiator yang siap pergi ke Jakarta. Selain itu, kami juga akan meminta tim dari Selandia Baru. Saat ini, kami mengajukan pihak negara yang netral," tegas Sebby.
Sikap TPNPB-OPM dalam menjamin keamanan pilot yang disandera mendapat tanggapan positif dari Amnesty International, yang melihat pernyataan tersebut sebagai perkembangan positif dalam upaya pembebasan pilot.
Baca Juga:
Pembebasan Pilot Susi Air, Tokoh Adat Port Numbay Apresiasi Peran TNI-Polri dan Para Tokoh
"Ini adalah perkembangan positif yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah dalam menjajaki pertemuan awal untuk mencapai penyelesaian damai," ungkap Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid.
Menurut Usman, pemerintah perlu membuka diri untuk melakukan dialog inklusif, tidak hanya dengan pihak dari Papua yang mendukung pemerintah, tetapi juga dengan pihak yang menyuarakan aspirasi kemerdekaan Papua.
“Kalau hanya dengan [pihak] pro-pemerintah, apa yang perlu didialogkan? Karena tidak ada konflik. Resolusi itu diperlukan untuk mengakhiri sebuah konflik,” tambahnya.