WahanaNews.co | Tarif praktik jual-beli
jabatan di lingkungan Pemkab Nganjuk, Jawa Timur, yang melibatkan tersangka Bupati
Novi Rahman Hidayat (NRH) pun terungkap.
"Untuk
level perangkat desa antara Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Lalu jabatan di
atasnya, sementara yang kami ketahui Rp 150 juta," kata Kabareskrim Polri, Komjen
Pol Agus Andrianto, Senin (10/5/2021).
Baca Juga:
KPK Tahan Empat Tersangka Baru Kasus Pemerasan Izin TKA di Kemenaker
Agus
memastikan akan terus mendalamitarif praktik jual beli jabatan tersebut melalui
proses penyidikan.
"Mudah-mudahan,
kami akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap," katanya.
Informasi
yang dihimpunnya menyebutkan, hampir semua desa di Kabupaten Nganjuk perangkatnya melakukan
pembayaran.
Baca Juga:
Istri Kadis PUPR Nonaktif Sumut Diperiksa KPK, Kasus Korupsi Jalan Capai Rp 231 Miliar
Jadi,
kemungkinan jabatan-jabatan lain juga mendapat perlakuan yang sama.
Direktorat
Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri sebelumnya menetapkan tujuh tersangka
dalam kasus dugaan suap terkait pengisian jabatan perangkat desa dan camat di
lingkungan Pemkab Nganjuk.
Sebagai
penerima, yakni Novi Rahman Hidayat (NRH) dan M Izza Muhtadin (MIM) selaku
ajudan Bupati Nganjuk.