Anwar menilai, apa yang dilakukan Zaim
sebetulnya adalah barter. Sebab, yang digunakan di Pasar Muamalah adalah dinar,
dirham, dan emas Antam.
Dinar dan dirham bukanlah mata uang
negara mana pun, sehingga keberadaannya di Pasar Muamalah hanya menjadi
komoditi.
Baca Juga:
Hingga 20 Januari 2024, BMKG Imbau Warga Waspadai Tinggi Gelombang 4 Meter di Sulut
"Jadi itu namanya barter. Karena
tidak ada negara yang memakai dinar dan dirham di manapun. Arab Saudi juga
tidak (menggunakan dinar-dirham sebagai mata uang). Jadi ini dinar dan dirham
ini komoditi, lalu digunakan di pasar itu, ditukar dengan televisi, dengan yang
lain, maka jadi barter," tuturnya.
Anwar mengibaratkan lagi, hal itu sama
juga dengan seseorang yang memiliki ayam beberapa ekor, lalu ayam tersebut
ditukar dengan satu domba.
Menurutnya, komoditi ditukar dengan
komoditi lain tentu tidak menjadi persoalan.
Baca Juga:
BMKG Minta Nelayan Bali Waspadai Potensi Gelombang Tinggi 3,5 Meter di Perairan Nusa Dua
"Apalagi emas yang dipakai itu
emas Antam, BUMN kita kan,"
lanjutnya.
Lebih lanjut, Anwar juga heran mengapa
Zaim sampai ditangkap oleh aparat kepolisian.
Sebab, di daerah lain sebetulnya ada
yang menggunakan mata uang asing, tetapi mereka baik-baik saja dan
tidak berujung pada penangkapan.