Sementara itu, China dapat memusatkan seluruh fokus dan sumber daya hanya untuk Indo-Pasifik.
Dalam konflik di Taiwan atau Laut China Selatan, AS harus membagi armada dan logistiknya ke berbagai front, sedangkan China cukup berkonsentrasi pada satu medan utama.
Baca Juga:
China Ambil Alih, Huayou Gantikan LG dan Suntik Rp165 Triliun ke Industri EV Indonesia
5. Birokrasi dan Lambannya Adaptasi
Pengadaan persenjataan baru di AS sering terhambat birokrasi rumit dan ketergantungan pada kontraktor besar seperti Lockheed Martin dan Boeing.
Sebaliknya, China dengan model kontrol negara dapat mengembangkan, menguji, dan memproduksi teknologi militer baru dengan cepat dan terorganisasi.
Baca Juga:
Beijing Bereaksi Keras, Kapal Perang AS Picu Siaga Tempur di Selat Taiwan
"China bergerak seperti cheetah, AS seperti gajah birokratis," sindir seorang analis militer independen.
6. Rentan terhadap Perang Asimetris dan Non-Militer
Doktrin militer AS bertumpu pada perang konvensional skala besar.