WahanaNews.co | Aplikasi eHAC atau Indonesia Health Alert Card dikabarkan dijebol oleh hacker yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah pun menyarankan warga untuk menghapus alias meng-uninstall aplikasi eHAC yang lama dan menggantinya dengan aplikasi PeduliLindungi.
Selain kebocoran data sensitif pengguna, data-data yang dilaporkan mengalami kebocoran adalah semua infrastruktur di sekitar eHAC terekspos, termasuk informasi pribadi tentang sejumlah rumah sakit di Indonesia, serta pejabat pemerintah yang menggunakan aplikasi tersebut.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) hanya menyarankan para pengguna Indonesia Health Alert Card atau eHAC versi lama supaya menghapus aplikasi itu, karena diduga mengalami kebocoran data.
"Pemerintah juga meminta untuk meng-uninstall, men-delete aplikasi eHAC yang lama dan terpisah," kata Kapusdatin Kemenkes, Anas Ma"ruf, dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (31/8/2021).
Anas menyatakan pemerintah saat ini meminta kepada seluruh masyarakat untuk mengunduh aplikasi Pedulilindungi dan memanfaatkan fitur eHAC untuk perjalananan yang sudah tergabung dalam aplikasi itu.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Mengenai dugaan kebocoran data eHAC versi lawas, Anas mengatakan sebagai langkah mitigasi maka aplikasi versi lama sudah dinonaktifkan.
"Sejak Juli 2021 kita sudah menggunakan aplikasi Pedulilindungi, dan (eHAC) sudah berada di aplikasi pedulilindungi. Sistem yang ada di eHAC yang lama itu berbeda dengan eHAC yang bergabung dengan pedulilindungi," ujar Anas.
Anas mengatakan peladen (server) dan infrastruktur aplikasi eHAC yang terintegrasi di Pedulilindungi berada di pusat data nasional dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN).