"Kita tidak pernah menganggap mahasiswa yang kritis itu
musuh pemerintah, kita juga waktunya terbatas untuk ngurus negara, yang akan
meneruskan kita anak-anak yang kritis ini. Sama sekali kita tidak boleh
membungkam sikap kritis mahasiswa, dosen dan lain sebagainya, tapi diarahkan
untuk bertanggung jawab. Kalau ada orang kritis itu saya senang, karena
mewakili hati nurani saya juga," ujar Mahfud yang direspons positif dan
antusias dari para pimpinan perguruan tinggi.
Rektor Universitas Andalas, Yuliandri mengatakan bahwa
tantangan utama perguruan tinggi di masa pandemi adalah peran perguruan tinggi
dalam mendukung kondusifitas, terutama aspek politik, hukum dan keamanan.
Baca Juga:
Bukti Perundungan Dokter Aulia Diserahkan Menkes Budi ke Polisi
"Memang tanpa kita sadari hambatan utama adalah soal
komunikasi yang belum terbangun dengan baik, misalnya antara perguruan tinggi
dengan mahasiswa," ujar Yuliandri sembari mengusulkan agar langkah
kebijakan pemerintah tersampaikan dengan baik ke masyarakat.
Terkait peran kampus dalam membantu penanganan covid, Rektor
Universitas Diponegoro, Yos Johan Utama, mengatakan banyak hal yang sudah
dilakukan oleh kampus. Karena itu, forum dialog yang diselenggaran Kemenko
Polhukam ini sangat bermanfaat untuk saling berbagi informasia antar pimpinan
kampus, sekaligus menyampaikan masukan untuk pemerintah.
"Kita sangat jarang bertemu seperti ini, padahal sangat
dibutuhkan. Karena itu, terima kasih kepada Menko Polhukam, mungkin Beliau
karena orang perguruan tinggi jadi paham betul. Kita dipertemukan disini,
bersama-sama kita akan bisa menyelesaikan persoalan, termasuk covid ini"
ujarnya.
Baca Juga:
Dianggap Ingkar Janji, Khenoki Waruwu Dicopot sebagai Ketua MPO PP Nias Barat
Peran perguruan tinggi dalam penanganan pandemi Covid-19
juga ditegaskan Rektor Universitas Hasanudin Makassar (Unhas) Dwia Aries Tina
Pulubuhu. Menurutnya, kampus melalui satgasnya beraksi secara nyata dalam
menanganan covid.
"Satgas covid Universitas Hasanudin dan universitas
lain beraksi secara nyata ikut membantu, bukan hanya civitas akademika dan
alumni, tapi juga pada masyarakat luas, seperti membantu rumah sakit bahkan
menggalang dana," tambahnya.
Menko Mahfud dan Menristekdikbud Nadiem Makarim
mengapresiasi berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh para pimpinan perguruan
tinggi, baik adalah mensukseskan program Merdeka Belajar, maupun upaya-upaya
yang terkait dengan kepatuhan protokol kesehatan. [qnt]