WahanaNews.co | Kemenkumham tepiskan informasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Kemenkumham diretas dan data pegawai di dalamnya diperjualbelikan.
Dalam sehari, Kemenkumham mendapat 2 ribuan upaya pembobolan data.
Baca Juga:
Kanwil Kemenkumham Sulteng Tingkatkan Kesadaran dan Cegah Perundungan Siswa Lewat Diseminasi HAM
"Saya sampaikan tidak benar web Simpeg Kemenkumham itu diretas. Sampai sekarang sistem dan data aman," kata Koordinator Humas Setjen Kemenkumham, Tubagus Erif Faturahman kepada wartawan, Minggu (28/8/2022).
Kemenkumham menerima informasi data pegawainya bocor.
Tapi setelah dicek, hal itu ternyata hoaks.
Baca Juga:
Kemenkumham Sulawesi Barat Harmonisasi 10 Rancangan Peraturan Bupati di Polman dan Mamasa
"Jumat kemaren memang kita dapat info bahwa data simpeg kita bocor dan diperjualbelikan. Setelah dicek, ternyata tidak ada," ucap Tubagus.
"Adapun data yang katanya milik pegawai kemenkumham dan ditampilkan, itu tidak sesuai dengan data yang ada di sistem kami. Itu adalah data lama yang sudah tidak tergunakan, tidak update. Itu data arsip tahun 2020 dan yang terpenting, bukan data krusial," sambung Tubagus.
Data yang beredar hanya data umum, berupa nama, NIP, nomor rekening, nomor kontak atau data lain yang tidak bisa digunakan untuk membobol rekening, ubah password atau lainnya.
"Pertanyaannya, kenapa data lama itu bocor? Kemungkinannya laptop salah satu admin kita mendownload aplikasi berupa phising sehingga diretas," beber Tubagus.
Tapi poinnya adalah, kata Tubagus, data yang tersebar adalah data lama dan bersifat umum sehingga tidak bisa digunakan untuk kejahatan ekonomi, perbankan atau lainnya.
"Sebagai info, setiap hari kita mendapat ribuan serangan. Rata-rata 2000an. Terbanyak dari luar negeri. Upaya yang dilakukan kemenkumham untuk menangkal serangan itu adalah dengan mengaktifkan fitur blocking pada Advanced Web Application Firewall. Kemenkumham juga bekerjasama dengan BSSN membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT)," pungkas Tubagus. [rsy]