Pertama, usaha Joan menyelamatkan diri justru membunuh dirinya sendiri.
Kedua, Nyonya Lattimer tidak menyadari perbuatannya sama sekali.
Baca Juga:
Tingkatkan Literasi, Kepenghuluan Bahtera Makmur Ajak Warga ke Perpustakaan
Tragedi dibalut dengan ironi. Tak cukup satu kesedihan.
Dengan pengandaian cerita-cerita ini ditulis tahun 1950-1960-an, ketika Hitchcock sudah menapak industri film dan televisi di Amerika Serikat, cukup jelas bagaimana para penulis memanfaatkan penemuan-penemuan dalam ilmu psikologi, terutama ketaksadaran dalam psikoanalisa, sebagai dasar konstruktif gubahan mereka, dengan menariknya sampai ke titik ekstrem demi pencapaian dramatik.
Melalui orang seperti AA Brill dan Ernest Jones, psikoanalisa diperkenalkan secara populer pada tahun-tahun tersebut, melanjutkan kerja perintisnya, Sigmund Freud (1856-1939).
Baca Juga:
Perkuat Literasi, Dr Icol Dianto Sumbangkan Buku Untuk Perpustakaan UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary
Freud sendiri, yang mengenal praktik psikoanalisa untuk pertama kali dari Josef Breuer (1842-1925), diundang khusus dari Austria untuk berceramah lima kali di Universitas Clark, Worchester, Massachusetts, pada September 1909.
Di Amerika Serikat, memang psikoanalisa mendapatkan sukses terbesar (Bertens, 1979: xi).
Bukan hanya Hitchcock yang telah mendaur psikoanalisa dalam kerja seni, seperti tampak dari film-filmnya, seni lukis abstrak dan surealisme kesahihannya juga didukung argumen tentang ketaksadaran.