Ternyata ini membuatnya tewas di antara semak.
Nyonya Lattimer mengangkatnya ke bagasi sebagai Linda, dengan ucapan, ”Tidurlah baik-baik.”
Baca Juga:
Ibas Soroti Plagiarisme dan Royalti: Penulis Indonesia Butuh Regulasi yang Adil
Saat mobilnya kembali melewati sekolah Joan, banyak mobil polisi di depannya.
”Pasti ada anak hilang, untung bukan Linda,” pikirnya.
Rupanya Nyonya Lattimer mengalami trauma dari kecelakaan yang merenggut nyawa suami dan anaknya, yang berkembang menjadi gejala penyangkalan dan amnesia.
Baca Juga:
Swedia Akhiri Era Digital dalam Pendidikan, Buku Cetak Kembali Jadi Andalan
Bahwa hal itu merenggut nyawa seorang anak lain menjadi ironi cerita ini.
Alih-alih menyayangi, yang terjadi adalah mencelakakan, tetapi puncak ironi baru terletak di akhir cerita --dan ini suatu siasat-- ketika penulis menunjukkan betapa Nyonya Lattimer tidak menyadarinya.
Demikianlah, yang disebut twist (pembalikan, pemutaran) di sini berlangsung dua kali.