Kejujuran yang Ditolak
Baca Juga:
Swedia Akhiri Era Digital dalam Pendidikan, Buku Cetak Kembali Jadi Andalan
Mengikuti kronologi pemuatan, saya akan mulai dengan “Nona Finch”.
Protagonis cerita itu, Peter Douglas Morehead, 7 tahun, tidak dikenal mampu bercerita lisan, dan karena itu tidak pernah ditunjuk dalam pelajaran “bercerita”, yang isinya adalah pengalaman sebenarnya, di depan kelas.
Namun, karena waktu berangkat ia melihat mayat Nona Finch di parit, ia mengangkat tangan untuk bicara, meski setelah usai bercerita dia dituduh berbohong oleh gurunya, bahkan disebut berusaha menakut-nakuti seisi kelas.
Baca Juga:
Amigdala: Residu Perjuangan Bangkit Penyintas Kekerasan Domestik oleh Mpokgaga
Peter, yang beberapa kali terlambat ke sekolah, memang tidak bercitra bagus di mata guru. Kepala sekolah, bahkan ayahnya sendiri, pun menyudutkannya.
Sampai titik ini, jelas penulisnya telah berhasil membuat pembaca berpihak kepada Peter, antara lain melalui identifikasi diri masing-masing yang pernah berusia 7 tahun, ketika bersama Peter mereka sama-sama melihat mayat Nona Finch.
Identifikasi ini masih berlangsung, ketika masih bersama Peter, yang merasa tersinggung karena tidak dipercaya, menengok kembali mayatnya.