Ketika K mengalami kesulitan dalam pembayaran dan terlambat dalam melunasi cicilan, tindakan intimidasi oleh debt collector mulai muncul, yang akhirnya mengakibatkan K kehilangan pekerjaannya karena mengganggu kinerja operator telepon.
“K, sebagai seorang pegawai honorer di salah satu kantor pemerintahan dengan kontrak 5 tahun lalu dipecat karena telpon yang masuk ke kantor sudah dirasa sangat mengganggu,” kata @rakyatvspinjol.
Baca Juga:
Tips Cara Cek KTP Dipakai untuk Pinjol atau Tidak
“K, sebagai seorang laki-laki, berusaha untuk menutupi kesulitan yang dia alami. K hanya bilang kepada keluarga bahwa dia dipecat karena SK nya tidak diperpanjang. Menerima kabar K dipecat, keluarga pun membantu ala kadarnya tanpa mengetahui akar permasalahannya. Setelah dipecat, istri dan anaknya pun pulang ke rumah orang tuanya,” lanjutnya.
Teror berlanjut dengan metode order fiktif layanan pesan antar makanan dan ojek online. Dalam sehari, bisa sampai 6 order fiktif yang datang ke rumahnya.
“Driver ojol kadang ada yang mengerti kalau itu order fiktif, namun ada juga yang ngotot disuruh bayar. Alhamdulillah terkadang tetangganya yang take orderannya. Tapi karena order fiktif gofood datangnya setiap hari, tetangga pastinya tidak akan bisa bantu terus-terusan untuk selamanya,” tutur akun Twitter itu.
Baca Juga:
Rontoknya Raksasa Fintech, Investree Hadapi Likuidasi Usai Pencabutan Izin OJK
Keluarga besar kemudian berusaha untuk memediasi K dengan istrinya. Hingga akhirnya K berterus terang bahwa dirinya terlilit utang pinjol dan mengalami sederet teror. Namun sang istri menolak pulang dan ingin tetap ada di rumah orang tuanya karena takut dengan teror tersebut. Teror dari debt collector AdaKami pun terus berlanjut hingga K bunuh diri pada Mei 2023.
Ternyata, teror masih berlanjut meski K telah meninggal. Pihak debt collector tidak percaya dengan keterangan keluarga yang mengatakan K telah tewas.
"Jawaban dari DC Adakami adalah "alah bohong" "mana bukti nya" "ga mau tau bayar sekarang juga"."