Pengganti
Mbah Maridjan
Asih
adalah anak keempat dari enam bersaudara, buah
pernikahan pasangan
Mbah Mardijan dan Mbah Ponirah.
Baca Juga:
Terancam Dipecat, ASN di Kebumen Terlibat Skandal Cinta Terlarang hingga Melahirkan
Sultan Hamengkubuwono
X mengangkatnya menjadi Juru Kunci Merapi pada 4 April 2011, menggantikan
ayahnya, mendiang Mbah Maridjan, yang meninggal saat terjadi erupsi Merapi pada
Oktober 2010.
Sebagai
juru kunci penerus Mbah Maridjan, lelaki berusia 54 tahun itu berkewajiban
melaksanakan tugas dari Keraton Yogyakarta untuk melakukan Labuhan Merapi
setahun sekali.
Bagi
Asih, Labuhan Merapi yang diadakan setiap Bulan Rajab dalam penanggalan Jawa,
adalah acara spiritual dari Keraton Yogyakarta yang merupakan ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rejeki dan nikmat
kehidupan kepada masyarakat, khususnya di sekitar Gunung Merapi.
Baca Juga:
Dear Traveler, di Jepara Ada Lho Wisata Bernuansa Kampung Bali
Dalam
ritual itu, Juru Kunci Merapi berperan memimpin doa.
"Bersyukur
dan memohon keselamatan kepada Allah, agar warga Merapi mendapat keselamatan
dan rejeki yang banyak," ujar Asih, menjelaskan kepada wartawan.
Dan, di
pagi itu, Asih memberikan pengertian kepada keluarganya bahwa Merapi adalah
sahabat, karena ketika kondisi Merapi berstatus aman dan normal,
Merapi memberikan kesuburan tanah untuk bercocok tanam, memberikan rumput segar
untuk pakan ternak, dan memberikan pasir yang melimpah yang bisa dimanfaatkan
untuk pembangunan.