Sebagai
penjaga pintu, lanjut Heddy, ketika terjadi sesuatu maka juru kunci bisa
memberi tahu.
Misalnya
kalau gunung akan meletus, juru kunci bisa memberi informasi dan orang di
sekitarnya bisa mengungsi.
Baca Juga:
Pengamat Sebut PDIP Kalah di Jateng Karena Faktor Jokowi dan Prabowo
"Jadi
bukan hanya kegaiban, tapi ada fungsi jelas, memberikan informasi kepada
masyarakat," kata Heddy.
Fungsi
Juru Kunci sebagai pemberi informasi mungkin bisa tergantikan dengan adanya
lembaga resmi pemerintahan yang menyajikan informasi tentang aktivitas Merapi,
seperti BPPTKG atau lembaga lain.
Namun,
menurut Guru Besar yang juga menjabat Ketua Senat Fakultas Ilmu Budaya UGM ini,
teknologi modern hanya menggantikan yang empirik, dan belum bisa menjangkau
sesuatu yang gaib.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Dan di
sinilah fungsi Juru Kunci Merapi tidak tergantikan. Dia masih diperlukan untuk
memimpin ritual Labuhan.
"Selama
masih ada Keraton, Labuhan tetap ada dan selama itu pula Juru Kunci Merapi
tetap ada," kata Heddy.
"Siapa
yang akan membimbing naik gunung, siapa yang akan menyelenggarakan Labuhan,
bukan BPPTKG, tapi Juru Kunci Merapi," katanya.