Menurutnya,
dia akan melihat informasi dari lembaga seperti BPPTKG dan juga informasi dari
Juru Kunci Merapi, karena keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda.
"Kalau
saya dua-duanya harus dilihat, dari sudut pandang BPPTKG dan dari sudut pandang
pandang leluhur kita," kata Ismi yang masih kuliah di salah satu kampus
negeri di Yogyakarta.
Baca Juga:
Pengamat Sebut PDIP Kalah di Jateng Karena Faktor Jokowi dan Prabowo
Mayoritas
kaum muda yang mengedepankan teknologi pun sepakat bahwa keberadaan Juru Kunci
Merapi harus tetap dipertahankan sebagai pelestari yang menghidupkan kearifan
lokal warga Merapi dan penjaga tradisi.
"Menurut
saya pribadi masih penting, karena (Juru Kunci Merapi) salah satu warisan
budaya dan leluhur kita masih mempercayai adanya juru kunci di gunung tertentu,
jadi masih perlu," kata Ismi.
Meskipun
begitu, ada pula yang berkata tidak semua orang percaya pada hal-hal mistis dan
gaib yang lekat dengan predikat juru kunci.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
"Lebih
penting ke data yang berbasis teknologi dari pada juru kunci yang mungkin bagi
orang basisnya mistis atau hal gaib. Kalau bicara secara keilmuan bisa
dibuktikan dengan bukti dan data serta ada alat untuk mengukur apakah statusnya
naik atau turun," kata Katarina Widhi Arneta Sari,
mahasiswi kampus swasta di Yogyakarta.
"Kalau
juru kunci ini kan kayak kita percaya
dan nggak percaya," imbuhnya.
Bagaimana
tanggapan Asih? Disamakan dengan paranormal atau dukun, Asih hanya tersenyum.