Tugas
Juru Kunci Merapi, bagi Asih sejatinya adalah sebagai pelestari kearifan lokal
warga lereng Merapi serta penjaga budaya tradisional dan kesenian.
"Mungkin
ada spiritualnya, seperti Labuhan. Tapi Juru Kunci bukan paranormal, bukan
dukun, dan juga bukan kiai," ujar Asih yang juga bekerja sebagai karyawan
administrasi di Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII).
Baca Juga:
Terancam Dipecat, ASN di Kebumen Terlibat Skandal Cinta Terlarang hingga Melahirkan
Penjaga
Pintu Merapi
Menurut
Guru Besar Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Heddy Shri Ahimsa
Putra, Juru Kunci Merapi berada dalam dua konteks: empirik dan non empirik.
Baca Juga:
Dear Traveler, di Jepara Ada Lho Wisata Bernuansa Kampung Bali
Terlebih
bagi masyarakat Yogyakarta yang tidak bisa melepaskan kepercayaan adanya sumbu
imajiner dari Merapi, Tugu, Keraton, dan terus ke selatan sampai Laut Selatan.
"Jadi
Juru Kunci itu penjaga pintu masuk," katanya.
Melihat
posisi Keraton Yogyakarta yang berada di tengah-tengah Gunung Merapi dan Laut
Selatan, kata Heddy, maka perlu adanya penghubung yang disebut juru kunci.