WahanaNews.co | Belakangan ini, penipuan berbasis digital semakin sering terjadi. Jika sebelumnya kasus penipuan dilakukan melalui telepon, kini media sosial dan aplikasi chatting jadi media paling efektif bagi para pelaku kejahatan.
Pengalaman kurang menyenangkan sempat dialami Nn (23), warga Jakarta Selatan.
Baca Juga:
Industri Fintech Bergolak di IFSE 2024, OJK Serukan Perlindungan Konsumen
Kejadian tersebut bermula saat Nn melaporkan kendala transfer yang ke akun Dana.
Setelah memastikan akun twitter BRI yang diikutinya terverifikasi, ia menyampaikan pesan di kolom komentar akun Twitter bank tersebut.
Namun penipu merespons lebih cepat dibanding Customer Servise BRI, sehingga NN kebobolan jutaan rupiah.
Baca Juga:
OJK dan FSS Korea Bahas Pengawasan Lintas Batas dan Kerja Sama Keuangan
Media sosial menjadi salah satu platform paling mudah digunakan oleh pelanggan untuk menyampaikan komplain, masalah, hingga kritik dan saran kepada sutau institusi atau perusahaan.
Hal ini dimungkinkan karena institusi dan perusahaan memiliki akun layanan pelanggan (customer care) di media sosial, salah satunya Twitter. Sayangnya, kemudahan ini justru turut dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk melakukan penipuan.
Hal ini mengingat maraknya akun penipuan di Twitter. Setidaknya begitulah yang ditemukan oleh Ismail Fahmi, Pendiri dari Drone Emprit and Media Kernels Indonesia.