Sementara
naskah berbahasa Inggris dibacakan oleh rekannya, Suprapto.
Jusuf
bercerita, siaran itu dapat terlaksana karena kelengahan Kenpetai yang tidak menjaga studio siaran luar negeri.
Baca Juga:
Sikapi Berbagai Isu Miring, Kemenko Polhukam Panggil Pengelola PIK
"Mungkin
mereka berpikir, ruangan tersebut tidak digunakan lagi. Sementara itu,
di studio dan kamar kontrol, di mana siaran masih dilakukan, kami putar piringan-piringan
hitam yang tidak kami masukan ke pemancar, hanya ke loud speaker saja," ujar Jusuf.
"Sehingga,
orang-orang Jepang yang menjaganya enak-enak duduk mendengarkan lagu merdu yang
diputar, tanpa curiga bahwa di tempat lain sedang disiarkan berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia," lanjut dia.
Baca Juga:
Jokowi dan Suara Parpol soal Amandemen UUD
Suara yang Berbeda dari Bung Karno
Kepala ANRI,
Imam Gunarto, menambahkan, Jusuf menjadi sosok penting bagi kelengkapan arsip
proklamasi kemerdekaan RI, meski tidak hadir saat proklamasi dikumandangkan.
Sekitar 13
tahun selewat proklamasi, Jusuf yang menjabat sebagai Kepala RRI meminta Bung
Karno untuk membacakan ulang teks proklamasi guna
disimpan sebagai arsip negara.