"Bachtar
Lubis memberitahukan kepada saya bahwa dia mendengar dari (adiknya) Mochtar
Lubis, yang waktu itu bekerja pada dinas monitoring pemerintah
balatentara Jepang, bahwa Amerika Serikat telah menjatuhkan bom atom di
Nagasaki dan Hiroshima, dan bahwa pemerintah Jepang telah
menyerah," tutur Jusuf, sebagaimana dikutip dari Harian Kompas, 16 Agustus 1975.
Karena
kebetulan pimpinan radio yang merupakan orang Jepang juga menghentikan siaran
ke luar negeri, Jusuf yang bekerja sebagai penyiar di radio itu pergi ke
kediaman Mr Oetoyo Ramelan bersama Bachtar Lubis.
Baca Juga:
Sikapi Berbagai Isu Miring, Kemenko Polhukam Panggil Pengelola PIK
Oetoyo
Ramelan ketika itu merupakan pejabat tertinggi orang Indonesia yang bekerja di Radio Hoso Kanri Kyoku.
Setelah
menerima kabar dari Jusuf dan Bachtar, Oetoyo bergegas ke kediaman Soekarno,
di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, untuk
melapor.
Sementara
itu, Jusuf sendiri pergi ke Gedung Menteng Raya Nomor 31.
Baca Juga:
Jokowi dan Suara Parpol soal Amandemen UUD
Di sana,
Jusuf memang sering mengikuti "kursus politik" bersama gerakan pemuda.
"Di gedung
itu, saya melihat tokoh-tokoh pemuda yang sedang berapat. Waktu melihat saya,
Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana keluar dari ruangan rapat,
dan Chaerul Saleh menyambut saya dengan ucapan, "ha, ini dia orangnya yang kita cari"," ujar Jusuf.
Rupanya,
mereka telah mengetahui informasi kekalahan Jepang atas sekutu.