Ia turut menyambut baik rencana pengembangan praktik baik di daerah, seperti sistem panic button di Kota Denpasar yang dinilai dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
“Kami menyambut baik upaya Kemendikdasmen dalam memperkuat pendekatan yang lebih humanis dan berpusat pada kepentingan anak. Ini merupakan momentum penting untuk memastikan sekolah benar-benar menjadi tempat yang aman bagi seluruh anak,” kata Menteri PPPA.
Baca Juga:
KemenPPPA Gerak Cepat Dampingi Siswa Terdampak Ledakan SMA 72 Jakarta
Sebagai tindak lanjut konkret, Menteri PPPA mendorong penyusunan aksi bersama yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan secara terstruktur dan berkelanjutan.
Beberapa langkah yang disepakati meliputi penyusunan materi penguatan parenting, pelaksanaan aksi bersama untuk menguatkan pendidikan karakter, serta penyelenggaraan rapat koordinasi guna membangun kesadaran kolektif tentang budaya sekolah yang aman dan nyaman.
Selain itu, kedua kementerian juga berencana melakukan road show ke sejumlah daerah untuk menggaungkan gerakan pencegahan kekerasan.
Baca Juga:
Pemerintah Perketat Pengawasan Program MBG Pasca KLB, Fokus pada Keamanan Pangan Anak
Kemen PPPA pun menegaskan kesiapan berkolaborasi dalam penyusunan aturan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS), termasuk penyelarasan regulasi antar kementerian/lembaga yang terlibat dalam implementasinya.
“Anak-anak Indonesia membutuhkan sekolah yang bukan hanya bebas dari kekerasan, tetapi juga menjadi ruang tumbuh yang membangun karakter, empati, dan kebajikan. Kemen PPPA akan terus mendorong kolaborasi lintas kementerian, lembaga, dan masyarakat agar perlindungan anak terimplementasi secara nyata, menyeluruh, dan berkelanjutan,” pungkas Menteri PPPA.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.