Pada kasus pertama, siswa belajar perilaku, seperti mengikuti aturan, bertindak dengan cara yang diharapkan, sementara pada kasus kedua siswa belajar tentang ekspresi pribadi dan mengambil inisiatif sebagai suatu yang dihargai.
Demikian pula, suatu sekolah lebih mengharapkan siswa untuk lebih terbuka sikapnya terhadap perbedaan dengan mencampur kelas yang terdiri atas siswa yang berasal dari suku dan asal yang berbeda, sementara sekolah yang lebih tertutup terhadap perbedaan akan menyelenggarakan kelas dengan bentuk yang homogen.
Baca Juga:
Agincourt Resources Permak SMKN 2 Batangtoru Menuju Sekolah Adiwiyata Nasional
Begitu juga mata pelajaran yang dipilih guru untuk kursus dan pelajaran dapat menyampaikan pesan ideologis, budaya, atau etika tertentu.
Di sinilah kurikulum tersembunyi itu dapat ditemukan.
Seorang guru dapat menyajikan sejarah pemberontakan komunis di Indonesia dari perspektif Orde Baru atau perspektif lainnya.
Baca Juga:
Mengenal Kurikulum Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa
Semua tergantung pada nilai yang ingin ditampilkan dalam pelajaran sejarah tersebut.
Begitu pun topik kurikuler juga sering bersinggungan dengan atau dipengaruhi perbedaan politik, ideologi, dan moral yang secara luas diperdebatkan dalam masyarakat di negeri ini.
Di sini, di dalam cara sekolah dan guru memilih untuk mendidik siswa dapat menyampaikan pesan yang disengaja atau tidak.