Pandemi dan Revolusi Jiwa
Pandemi memaksa banyak hal berubah, termasuk perayaan hari kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga:
Jokowi dan Suara Parpol soal Amandemen UUD
Masih jelas dalam benak setiap warga negeri ini betapa tanggal tujuh belas Agustus adalah salah satu tanggal yang dinantikan kedatangannya dalam setahun.
Tanggal sakral yang mampu membuat semua orang dipenuhi semangat bahkan sejak jauh-jauh hari.
Semangat kemerdekaan yang tersalurkan lewat rutinitas tahunan setiap kompleks perumahan, kelurahan, Rukun Tetangga, hingga kampung-kampung, baik di kota maupun daerah terpencil: lomba agustusan.
Baca Juga:
Meretas Heroisme Cut Nyak Dhien lewat Mahakarya Eros Djarot
Sayangnya, badai pandemi yang belum surut membuyarkan semua rencana lomba, bahkan angan memenangkan wajan pada lomba panjat pinang.
Wajah-wajah kurang bersemangat itu terlihat jelas di kampung saya.
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk wilayah Jawa dan Bali yang diperpanjang berkali-kali membuat warga kampung saya kian tidak bersemangat.