Kendati lebih suka bermain dan menghabiskan sebagian besar waktu di depan ponsel, anak-anak ini ternyata tidak benar-benar tercerabut dari lingkungan sekitarnya.
Kepedulian sosial mereka terbukti tidak berkurang, begitu pula rasa senasib sepenanggungan dalam menghadapi pandemi.
Baca Juga:
Jokowi dan Suara Parpol soal Amandemen UUD
Lewat Tulang Bongkok yang dipasang berjejer dengan umbul-umbul dan bendera merah putih, anak-anak kampung saya seolah hendak menunjukkan cara yang tepat untuk merayakan kemerdekaan Indonesia pada tahun ini.
Yaitu, dengan menengok kembali pada apa yang mungkin telah kita punggungi tanpa sengaja: nilai-nilai luhur kearifan lokal yang menawarkan harapan dan kekuatan baru bagi warganya agar tidak mudah menyerah melawan pageblug.
Sikap anak-anak itu juga seolah hendak menyiratkan pesan betapa mereka paham besarnya tanggung jawab yang ada di pundak mereka, baik sebagai warga negara maupun penerus bangsa.
Baca Juga:
Meretas Heroisme Cut Nyak Dhien lewat Mahakarya Eros Djarot
Bahwa kemerdekaan hari ini harus bisa dipertahankan dan terus diperjuangkan sebagaimana tersirat dalam lirik lagu perjuangan, Hari Merdeka, "Sekali merdeka tetap merdeka, selama hayat masih dikandung badan."
Inilah anak-anak yang siap mengantar Indonesia menuju masa depan yang lebih baik sebagai bangsa yang lebih kuat, sehat, dan merdeka. (Anindita S Thayf, Novelis dan Esais)-dhn