Mitos sebagai Media Perlawanan
Dalam situasi yang berbeda dari masa revolusi kemerdekaan, anak-anak di kampung saya menunjukkan semangat kemerdekaan yang nyaris serupa dengan para pendahulu mereka.
Baca Juga:
Jokowi dan Suara Parpol soal Amandemen UUD
Di tengah keterbatasan pengalaman dan usianya, anak-anak itu telah mampu menyadari bahwa apa yang terjadi di sekitar mereka pada hari ini adalah sebuah kondisi yang harus dilawan.
Ibarat sebuah "pernyataan perang" terhadap sesuatu yang menyebabkan mereka tidak bisa bersekolah seperti biasa dan mesti terkurung dalam rumah selama berbulan-bulan, mereka pun beramai-ramai membuat apa yang disebut Tulang Bongkok sejak minggu pertama bulan Agustus.
Tujuannya jelas hanya satu, yaitu untuk mengusir musuh terbesar mereka saat ini: Covid-19.
Baca Juga:
Meretas Heroisme Cut Nyak Dhien lewat Mahakarya Eros Djarot
Tulang Bongkok merupakan bagian dari mitos yang berkembang di kampung-kampung sekitar daerah tempat tinggal saya sejak zaman dulu.
Ia serupa sosok mistis pengusir bala yang terbuat dari tulang pelepah kelapa kering yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai manusia.
Sebagaimana disampaikan Erich Fromm (2020), mitos merupakan ekspresi pemikiran-pemikiran filosofis yang menawarkan kisah-kisah yang terjadi di lingkup ruang dan waktu tertentu.