"Para pelaku kasus narkotika ini mungkin berpikir aplikasi pesan seperti itu bisa membuat transaksi mereka anonim. Namun, walau menggunakan platform atau taktik untuk menghindari deteksi, para pelaku kasus narkotika tidak akan bisa lolos dari upaya penegakan hukum CNB," ujar juru bicara CNB.
APAKAH TELEGRAM DAPAT DIMINTAI TANGGUNG JAWAB?
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
Akan sulit untuk meminta Telegram bertanggung jawab atas aktivitas kriminal yang dilakukan di aplikasi mereka, ujar dua pengacara yang berbincang dengan CNA.
Wee mengatakan, Telegram bisa berargumen bahwa mereka tidak punya kendali atas konten yang dibagikan di aplikasi. Enskripsi end-to-end, kata dia, juga membuat Telegram bisa "mengklaim bahwa mereka tidak tahu menahu soal isi pesan pada aplikasi".
Aplikasi pesan seperti Telegram biasanya juga berlokasi di wilayah yang secara yurisdiksi sulit dilakukan penegakan hukum atau mendapatkan perintah pengadilan, tutur Wee.
Baca Juga:
Punya 100 Anak Biologis, Berikut Fakta Unik CEO Telegram Pavel Durov
Gomez mengatakan, akan sulit meminta pertanggungjawaban pidana - yang seringkali melibatkan niat pelakunya - terhadap Telegram yang notabene adalah "aplikasi komunikasi yang terpercaya".
Namun, pengacara kepada CNA menegaskan bahwa Singapura dapat meminta pertanggungjawaban legal kepada aplikasi pesan seperti Telegram atas tindak kriminal yang dilakukan di platform mereka. Hal ini dimungkinkan setelah parlemen Singapura pada 5 Juli lalu mengesahkan Online Criminal Harms Act 2023 (OCHA) atau Undang-undang Bahaya Kriminal Online 2023.
"Dengan OCHA, pihak berwenang dapat menindak material ilegal di online secara lebih efektif," kata Ng.