"Dalam rangka pengembangan dan menelpon LP (lapas) untuk melacak dan mengembangkan kasus yang terjadi (kasus peredaran narkoba 75 Kg)," ujarnya usai melepas bantuan ke Kepulauan Selayar di Mapolda Sulsel, Jumat (17/12).
Nana menjelaskan sekitar dua jam setelah dijemput dari Lapas Bolangi, Andi Lolo tiba merasakan sakit di bagian dada sebelah kiri. Tak hanya itu, katan mantan Kapolda Metro Jaya ini, Andi Lolo juga mengalami kejang-kejang.
Baca Juga:
Remaja di Gowa Diduga Dianiaya Anggota Polda Sulsel hingga Babak Belur
"Kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) Faisal dan sampai di sana napi ini meninggal," tuturnya.
Nana mengaku pihaknya sudah menghubungi keluarga terkait meninggalnya Andi Lolo. Setelah itu, pihaknya melakukan langkah autopsi di RS Bhayangkara Makassar dan juga rumah sakit independen.
"Kami melakukan autopsi di (RS) Bhayangkara bersama RS Independen untuk membuktikan kepada masyarakat terkait meninggalnya napi ini. Tetap kita usut secara prosedural," tuturnya.
Baca Juga:
Polisi di Palopo Segera Diperiksa Propam, Karena Bebaskan Pelaku Pemerkosa Bocah
Meski demikian, pihaknya masih menunggu hasil autopsi apakah ada tindak kekerasan dilakukan personelnya atau tidak. "Kami sampai sekarang masih menunggu hasil autopsi. Sampai saat ini terus berkoordinasi dengan lapas dan keluarga untuk mengecek rekam medis terhadap napi ini," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Andi Lolo meninggal dunia dengan luka lubam di sejumlah tubuhnya. Pihak keluarga pun mempertanyakan kematian Andi Lolo dengan luka lebam sejumlah tubuhnya.
Kuasa Hukum keluarga Andi Lolo, Muh Abduh mengatakan pihaknya mendapatkan kuasa dari keluarga Andi Lolo yang meninggal dunia dengan ditemukannya luka lebam di sejumlah tubuhnya. Abduh mengatakan Andi Lolo merupakan warga binaan Lapas Bolangi, Gowa, Sulsel dan sempat dijemput pihak kepolisian untuk pengembangan kasus yang melibatkan kliennya.