Beberapa anak Rimba kini memiliki akun media
sosial, tapi bukan berarti setiap hari mereka dapat berbincang secara virtual
dengan Ibu Guru Butet.
Seperti Butet bilang, tidak ada anak-anak Rimba
yang meninggalkan hutan, sekalipun ada di antara mereka yang bahkan sudah
menang penghargaan film tingkat internasional.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
"Mereka harus keluar Rimba dulu (untuk WhatsApp-an),"
ujar Butet, mengaku rindu nian dengan Rimba dan masyarakatnya.
Meski kini dirinya jauh dan pagebluk Covid-19
seperti tak berkesudahan, tetapi ia bersyukur, program-program Sokola dapat
terus berlangsung.
Sokola, yang sejak 2016 berubah nama Sokola
Institute dan bercita-cita jadi lokus riset tentang masyarakat adat, seperti
diberkahi dengan relawan-relawan hebat.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Relawan adalah ujung tombak pendidikan Sokola.
Mereka diharuskan tinggal di tengah komunitas
adat, alias live in, selama minimum dua tahun. Dua tahun!
Metoda inilah yang kelak membawa mereka peka
terhadap perspektif lokal.