Dikejar beruang, Butet tak dibekali kepiawaian
apa pun untuk berkelit selain lari kencang-kencang.
Sementara itu, Orang Rimba yang hanya bermodal
cawat mampu kabur dengan tenang.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
"Aku yang paling kayak badut, ketinggalan mulu,
ditarik-tarik. Begitu selesai menyeberang sungai, mau masuk ke jalan kecil yang
seperti jalan tupai, aku nabrak semak, topiku nyangkut, kantong nyangkut,"
ungkap Butet.
"Mereka (Orang Rimba) bilang, "Aduh, kamu
ini, kenapa kamu pakai pakaian seperti ini?""
Butet tertampar. Mengapa selama ini ukuran
tentang apa yang baik harus mengacu standar kehidupan modern?
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Cawat, yang sering dipandang pakaian primitif
oleh orang-orang modern, rupanya teknologi canggih di sini.
Kemeja penuh kantong dan sepatu tinggi-besar
itulah pakaian yang absurd.
Di pedalaman Jambi ini, Butet juga mengajar
baca-tulis-hitung kepada anak-anak Rimba.