Namun, Butet sudah menerobos batas yang lain,
yaitu anggapan umum bahwa masyarakat adat adalah masyarakat terbelakang yang
harus membebek pada modernitas jika ingin dipandang maju dan beradab.
Sebagaimana Kartini yang, meski hanya sebentar,
menemani sekolah impiannya hingga akhir hayat, begitu pun Butet berharap.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
"Sampai kapan, ya, sampai aku mati. Sokola itu
hidupku. Itu bayiku," kata Butet.
Bayi itu kini telah berusia 17 tahun dan bisa
berjalan sendiri.
"Aku yakin, aku tidak ada pun, Sokola bisa
jalan. Bukan Sokola butuh aku, aku yang butuh Sokola," ungkapnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.