Sebenarnya, buta huruf bukan masalah selama
kehidupan adat menggelinding seperti biasa.
Kepandaian berburu toh dapat diwariskan
tanpa tulisan.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Namun, belantara ini mulai diintervensi dunia
luar.
"Setiap kali bertemu dengan pemerintah,
berantem dengan perusahaan, mereka (Orang Rimba) selalu diwakili orang lain.
Kenapa mereka tidak bisa ngomong sendiri? LSM orangnya berganti, negara
orangnya berganti, siapa yang bisa mereka percaya?" tutur Butet.
Butet memasang target: dalam setahun, 100 Orang
Rimba ia ajari baca-tulis-hitung. Ia serius dengan misinya.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Masalahnya, Orang Rimba tak semudah itu percaya
kepada "Orang Terang" --orang yang dari luar rimba.
Orang Terang sering datang meminta cap jempol
mereka di atas surat yang tak mereka tahu apa isinya.
Tahu-tahu, hutan mereka ditebang.