Kedua era ini secara bersamaan menghadirkan kekacauan dan kekerasan meluas, dan berakhir dengan perang yang saling menghancurkan.
Di kawasan Asia-Pasifik, kegalauan perubahan ekstrem ini mau diseret menjadi misi AS selanjutnya, memimpin dalam perjuangan antara peradaban dan kebiadaban.
Baca Juga:
Puluhan Siswa SMP Terpapar Terorisme, Pendiri NII Crisis Center: Targetnya Orang-orang Cerdas
Ini yang menjadi mimpi baru AS, tanpa memerinci siapa yang beradab dan siapa yang biadab.
Asia Tenggara sebagai penopang dua lautan, khususnya Indonesia, harus mencari cara untuk merumuskan bagaimana AS bisa hidup berdampingan dengan China dan Rusia.
Dan ini melulu bukan hanya pada elite politiknya, tapi juga masyarakatnya, termasuk di Eropa. (Rene L Pattiradjawane, Ketua Pusat Studi China dan Associate Fellow The Habibie Center)-dhn
Baca Juga:
Diduga Terlibat Terorisme, Siswa 19 Tahun di Gowa Ditangkap Saat Beli Air Galon
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Muslihat dan Ketakutan Politik Globalisasi”. Klik untuk baca: Muslihat dan Ketakutan Politik Globalisasi - Kompas.id.
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.