Apalah daya, Trump tetap kalah, bahkan kalah dengan keadaan yang sangat mengenaskan.
Dalam catatan penulis, sejak kemenangan Biden sebagai pemimpin baru AS, kebijakan politik luar negeri Arab Saudi berjalan dengan penuh beban.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Ibarat dalam permainan sepakbola, Arab Saudi tampak menjalankan politik luar negerinya dengan penuh beban dan cukup tertekan.
Beberapa langkah antisipasi tetap dilakukan dalam rangka “menyelamatkan yang bisa diselamatkan” dan berupaya agar situasinya tidak semakin buruk bagi Arab Saudi.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara negara-negara Arab Teluk yang dilaksanakan di Arab Saudi pada awal tahun ini, Selasa (5/1/2021), bisa dijadikan sebagai salah satu contoh dari upaya yang tetap dilakukan Arab Saudi untuk menyelamatkan yang bisa diselamatkan, khususnya mengantisipasi kepemimpinan AS di bawah pemerintahan Biden.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Sebagaimana dimaklumi, Arab Saudi tampak sangat berambisi mengakhiri krisis politiknya dengan Qatar walaupun sebagian negara Arab Teluk lain mungkin tidak terlalu bahagia dengan kembalinya Qatar tersebut.
Bahkan, Arab Saudi rela membuka kembali perbatasannya (udara, laut, dan darat) dengan Qatar sebelum KTT dilaksanakan.
Inilah yang diduga kuat berhasil meyakinkan pemerintahan Qatar untuk datang ke KTT tersebut dan melakukan rekonsiliasi dengan negara-negara Arab Teluk yang lain.